Resume chapter 4 and 11. Sustainable Architecture



4 Tatanan Sosial Dari Peraturan Bangunan Ramah Lingkungan
(Green Building)
 

Model yang layak untuk bersaing menurut Industri, Pemerintah dan NGO

Bangunan yang ramah lingkungan merupakan bangunan yang baik karena sangat membantu menjaga alam. 
Jika alam terjaga dengan baik maka kehidupan yang ada didalamnya juga akan menjadi baik. Dalam topik ini dibahas 4 hal yang menjadi kriteria bangunan ramah lingkungan. 
Pertama adalah bagaimana membangun koneksi dasar antara peraturan bangunan dan perubahan di bidang kesehatan umum serta hal lain antara peraturan bangunan dengan perubahan lingkungan saat ini. 
Kedua adalah tentang menguji bagaimana standar perubahan teknologi dapat merefleksikan dan mencari cara untuk menyelesaikan konflik budaya dan menghasilkan suatu argument yang nyata dari hal tersebut.
Ketiga adalah tentang bagaimana menguji secara empiris tiga kasus yang mendemonstrasikan bagaimana pemerintah, industri dan kalangan yang peduli lingkungan hidup (NGO) dalam menerapkan standar yang berbasis teknologi dengan hasil yang yang berbeda-beda pula.
Yang keempat adalah kesimpulan yang diambil melalui proses krisis, reformasi, penyusunan peraturan dan standarisasi dari program bangunan ramah lingkungan berdasarkan bayangan ciri dari tatanan sosial abad 21.

Peraturan Bangunan, Kesehatan Masyarakat dan Pelestarian Alam
Ada dua pendapat berkaitan yang harus dibangun yang juga diturunkan dari dasar logika Chadwick dan peraturan kesehatan masyarakat yang berumur sekitar 150 tahun.
Pendapat yang pertama adalah proporsi antara peraturan bangunan yang sehat dan baik yang muncul sebagai respon terhadap krisis yang terjadi karena adanya proses industrialisasi dan urbanisasi yang terlalu cepat. Fenomena ini muncul sekaligus di lokasi yang tersebar dan terimbas oleh struktur ekonomi politik yang sama.
Pendapat yang kedua adalah tentang standar yang muncul karena adanya peraturan perundang-undangan. Tidak hanya bersaing dalam hal peraturan perawatan bangunan saja tetapi kota juga diharapkan terlibat secara proaktif  untuk ikut menjaga kesehatan masyarakat dan mengadopsi peraturan lain yang lebih baik. 
Untuk lebih jelasnya standarisasi adalah proses dimana segala hal positif dioptimalkan dan ancaman kesehatan masyarakat diminimalkan.
Scott Campbell adalah perencana yang membangun sebuah model dari pembangunan yang berkelanjutan. Konsep model ini berkelanjutan dan berlandaskan pada 3 variabel yaitu pembangunan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan keseimbangan sosial.
1
Bagan tersebut adalah segitiga perencanaan yang dibuat oleh Scott Campbell

Pandangan Industri, Pemerintah dan NGO
Dalam hal ini diungkapkan masalah program bangunan Ramah Lingkungan dan kriteria apa saja yang diterapkan oleh kelompok-kelompok tersebut. Ketika dinyatakan bahwa bangunan tersebut ramah lingkungan, program ini juga harus punya rencana untuk dapat bertindak dalam menerapkannya ke dalam rumah-rumah pribadi.
Contoh bangunan ramah lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah ada di Austin, Texas. Intinya adalah harus lolos 6 kategori dasar antara lain energy, test, material, air, kesehatan dan keamanan, komunitas. Dan untuk lolos sebagai kategori bintang 4 dan 5, harus mempunyai tambahan 14 kategori lagi sehingga akhirnya layak dikatakan bangunan ramah lingkungan versi pemerintah.
Contoh bangunan ramah lingkungan yang ditetapkan industri ada di Denver, Colorado. Untuk pengukuran atau standar dari industri tidak menggunakan kategori bintang seperti yang diterapkan oleh pemerintah, tetapi berdasarkan akumulasi nilai. Standar nilai yang dibuat berdasarkan 4 kategori yaitu efisiensi, kategori material, kesehatan dan keamanan, serta konservasi energi. Setiap kategori mengandung beberapa sub kategori dengan spesifikasi yang semakin detail dan meningkat.
Contoh bangunan ramah lingkungan yang ditetapkan NGO ada di Florida. Menurut mereka bangunan Ramah Lingkungan harus memiliki kualifikasi ramah lingkungan sekaligus menjual. Kategori yang ada antara lain spesifikasi wilayah geografi, mitigasi daerah bencana yang meliputi segala bencana alam yang ada didalamnya, energi, air, situs, kesehatan, material, dll. Nilai minimum untuk memperoleh predikat bangunan ramah lingkungan dari NGO adalah 190 dan 10 point tambahan harus didapatkan dari daftar kriteria yang diajukan sebagai usul tambahan.



11 TANTANGAN PRAKTEK YANG BERKELANJUTAN DIDALAM KOMUNITAS PASCA BENCANA

Bab ini membicarakan tentang beberapa hal utama dalam bencana, dimana mereka menawarkan kesempatan terbatas didalam inovasi design. Horwitz berbicara mengenai 3 cerita tentang bagaimana Pattonsburg, Missouri berhasil bangkit dari banjir bandang Sungai Missisipi yang melanda kota itu tahun 1993 dan ketahanan penduduk Pattonsburg dalam menyusun strategi untuk pembangunan yang berkelanjutan disitus yang baru dimana mereka akan direlokasikan.
Cerita yang pertama mengenai pendampingan dari team yang sangat professional yang dikirim untuk mendesain sebuah kota baru. Rencana ini sangat penuh dengan perhatian dan instropeksi yang baik dari banyak pihak. Rencana ini tidak bertujuan untuk mengembalikan tempat/perkotaan yang ada tetapi lebih untuk merekolasi fungsi ekologi daerah tersebut.
Cerita yang kedua berbicara mengenai bagaimana menghadirkan kembali memori tentang daerah tersebut. Tentu saja hal ini bertentangan dengan rekomendasi ide tim pada cerita pertama.
Cerita ketiga diceritakan oleh direktur film Hollywood yaitu Ang Lee. Dia menyajikan wilayah kota tua itu dengan baik dari sudut pandangannya, selain itu latar abad 19 juga terlihat lebih nyata. Bagaimanapun juga bagi penduduk Kota Pattonsburg, penyajian versi Hollywood ini menyediakan sesuatu hal yang tim desain tidak mampu berikan. Hal ini seperti memberikan ilusi yang nyata bagi mereka. Dengan mengambil keuntungan dari kejadian bencana dan ilusi yang ada, Horwitz menyadari bahwa nostalgia mungkin adalah kendala terbesar untuk membayangkan perubahan ataupun untuk membuat masa depan alternatif selain yang dibayangkan. Bagi Horwitz, nostalgia adalah “bentuk amnesia yang terbalik”. Bukannya melupakan masa lalu tetapi ada 1 hal yang tidak akan pernah bisa dilupakan. Dia menyimpulkan bahwa membuat diri kita nyaman serasa dirumah sendiri ketika berada ditempat asing membutuhkan bukan hanya sekedar konsep abstrak dari efisiensi lingkungan melainkan juga membutuhkan imaginasi yang menghubungkan antara ingatan dan keinginan. Landscape ekologi yang berkelanjutan harus berakar pada pondasi sosial di tempat tersebut.