Temporary Shelter

Hunian Sementara Pasca Gempa Padang (Temporary Shelter)
Beberapa pertimbangan pembangunan hunian sementara (temporary shelter) adalah sebagai berikut:
1.    Hunian sementara harus dapat disediakan secara cepat dan massal, murah, dan mudah dipasang. Kecepatan dan dapat diproduksi massal menjadi syarat untuk memenuhi emergency response.

Murah dalam arti dapat diadakan oleh pemerintah maupun warga sendiri.
Mudah dalam pemasangan dan bahan mudah didapat disebabkan terbatasnya tenaga dan keterampilan warga atau relawan.
2.    Aman atau tahan gempa.
Ini sehubungan masih adanya gempa susulan atau angin kencang yang menyertai hujan. Keamanan konstruksi juga dapat dipengaruhi oleh pemilihan bentuk, sistem struktur, dan bahan hunian sementara.
3.    Ketiga, harus memenuhi faktor kesehatan,
Karena dalam kondisi pascabencana dan musim hujan hal tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah-masalah baru seperti penyakit flu dan muntaber. Ini didapat dengan meninggikan bangunan, memperlebar tritisan, dan lain-lain. Selain itu, pencahayaan dan penghawaan di dalam bangunan juga harus memadai.
4.    Faktor psikologis
Warga yang masih trauma terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan getaran atau suara gemuruh (gempa). Untuk itu, bangunan secara teknis harus tahan gempa atau dapat meredam getaran yang diakibatkan gempa atau kendaraan yang melintas.
5.    Faktor perilaku dan adat kebiasaan masyarakat setempat.
Kecenderungan warga yang ingin selalu dekat dengan rumahnya walaupun sudah roboh menjadikan hunian sementara harus fleksibel dengan ukuran lahan yang tersedia. Ketika dua kepala keluarga atau lebih menginginkan bergabung menjadi satu bangunan, hunian sementara juga harus dapat meresponsnya dengan baik. Fleksibel.

0 Responses